blushmagfit.com – Selama satu dekade terakhir, Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 2,22 poin (2014–2024), mencatat rekor 9,03 % pada Maret 2024 — angka terendah dalam 10 tahun. Namun, tantangan besar masih ada: mencapai target 7 % di 2025 dan 4,5 % di 2029 memerlukan peningkatan akselerasi program, reformasi struktural, serta peningkatan kualitas distribusi bantuan sosial dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan.
- Menurut BPS, jumlah penduduk miskin turun dari 28,28 juta (14,17 % di wilayah rural) pada Maret 2014 menjadi 25,22 juta (9,03 %) pada Maret 2024, berkurang sekitar 3,06 juta orang dalam satu dekade.
- Rata-rata penurunannya mencapai 300 ribu orang per tahun.
- Persentase kemiskinan urban turun dari 8,34 % menjadi 7,09 %, sementara rural menurun dari 14,17 % menjadi 11,79 %.
Data Terkini & Rekor 10 Tahun
- Pada Maret 2024, tingkat kemiskinan mencapai 9,03 %, menjadi poin terendah dalam 10 tahun terakhir.
- Kemiskinan ekstrem menurun dari 1,12 % (Maret 2023) menjadi 0,83 % (Maret 2024).
- Indeks ketimpangan (rasio Gini) juga menurun dari 0,388 menjadi 0,379 (Maret 2024).
Target & Strategi Pemerintah
- Pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan nasional turun ke kisaran 7–8 % pada 2025, dan ekstrem mendekati nol persen.
- Menteri Koordinator Cak Imin menargetkan kemiskinan turun ke 4,5 % pada 2029, dari posisi ~8,7 % pada Maret 2025 (diperkirakan 24,8 juta orang miskin).
- Target Presiden Jokowi termasuk penurunan kemiskinan ekstrem nol persen dan garis kemiskinan 7,5 % pada 2024.
- Dalam mendukung capaian ini, pemerintah baru membentuk Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP2K) pada akhir 2024, untuk memperkuat koordinasi dan implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Mengapa Bisa Turun?
- Program bantuan sosial seperti BLT, BPNT, subsidi energi dan PKH dinilai efektif dalam meredam peningkatan angka kemiskinan baliprov.org, terutama saat inflasi atau kenaikan harga bahan bakar.
- Intervensi menyasar pengurangan pengeluaran keluarga miskin, pemberdayaan pendapatan, dan optimasi penanganan kantong-kantong kemiskinan.
- Kolaborasi multisektoral dan dukungan dana APBN penting dalam pencapaian ini.
Catatan & Tantangan Kedepan
- Meskipun tren menurun, angka 9 % masih jauh dari target jangka pendek 7 % (2025) dan 4,5 % (2029) .
- Perbedaan capaian antara wilayah urban dan rural cukup besar — urban lebih stabil, rural menurun lebih cepat tetapi masih berada di tingkat lebih tinggi.
- Fokus menuju pengentasan kemiskinan ekstrem dan ketimpangan masih menuntut program pendidikan, akses ke layanan, dan penciptaan lapangan kerja produktif, termasuk melalui green jobs dan pemberdayaan ekonomi lokal .